Tampilkan postingan dengan label Tugas Makalah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tugas Makalah. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 22 Maret 2014

Tugas 3 ( kelompok 5 ) - SOCIAL ENTERPRENEUR




Jumat, 21 Maret 2014

Tugas Makalah Softskill ( kelompok )

“TEORI ORGANISASI UMUM 2”



Kelompok 5 :

Aldiano J Putra
(10112582)
Hendra Vira Dewantara
(13112389)
Indarawan Exsatria
(13112715)
Mochammad Cahyo Racmadi
(14112654)
Naufal Dimasyki G A
(15112260)
Rahma Nurtya Senja
(15112910)
Suhandri Utomo
(17112179)





UNIVERSITAS GUNADARMA
2014



Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikanrahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Teori Organisasi 2 ini dengan tepat waktu. Pengembangan pembelajaran dari materi yang ada pada makalah bertujuan untuk menjelasakan tentang penempatan dan struktur organisasi. Upaya ini diharapkan dapat mengoptimalkan wawasan mahasiswa terhadap mata kuliah teori organisasi 2.
Dalam penyusunan makalah ini, masih banyak kekurangannya. Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik maupun saran demi perbaikan yang akan datang. Akhirnya penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.

                                                                                                Depok, 22 Maret 2014
                                                             
                                                                                                      Penyusun















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................    1
DAFTAR ISI........................................................................................................... 2
PENDAHULUAN.................................................................................................. 3
PEMBAHASAN
     Dimensi Struktur Organisasi......................................................................... 4
     Departemenisasi.............................................................................................. 5
     Desain organisasi........................................................................................... 9
     Implikasi manajeial desain dan struktur organisasi................................ 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 12

















PENDAHULUAN
Hakikatnya manusia tidak dapat hidup tanpa adanya manusia lain. Dalam keseharian kita , sering menemui berbagai macam organisasi , baik organisasi tersebut dalam skala kecil maupun dalam skala besar. Organisasi menciptakan jaringan pekerjaan yang mana kebanyakkan orang mencurahkan sebagian besar waktunya. Dalam perannya organisasi memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Dalam organisasi memiliki berbagai jenis pekerjaan dan tanggungjawab serta penempatan pekerjaan yang berbeda-beda.
Organisasi dapat berjalan sebagai sistem terbuka yang mempunyai transaksi dengan lingkungan. Agar tetap hidup dan menguntungkan. Suatu organisasi harus memelihara rasio yang menguntungkan antara input dan outputnya. Organisasi berusaha untuk mengendalikan pengadaan sumber-sumber dan menghidarkan proses transformasi dari fluktuasi yang tidak terkendali dalam pengadaan input maupun outputnya. Organisasi ini pun harus tertata atu terstruktur dengan baik , agar target yang ingin kita capai dapat berjalan dengan maksimal dengan adanya suatu penempatan/ pembagian pekerjaan yang baik dalam organisasi tersebut. Dan dengan itu marilah kita bahas mengenai Dimensi struktur Organisasi, Departemenisasi, Model-model desain organisasi serta Implikasi manajeial desain dan struktur organisasi.














PEMBAHASAN

Dimensi Struktur Organisasi
Struktur adalah cara bagimana sesuatu itu disusun. Sesuatu yang ada dalam organisasi adalah pekerjaan-pekerjaan dan pekerjaan-pekerjaan itu saling berhubungan. Oleh karena itu struktur bertalian dengan hubungan-hubungan pekerjaan yang terdapat dalam organisasi yang relatif pasti. Hubungan yang relatif pasti itu timbul sebagai hasil dari proses pemecahan atas empat masalah yang dilakukan oleh manajer, yaitu masalah pembagian pekerjaan, departemensasi, rentang kendali dan pendelegasiaan kekuasaan. Atas dasar itu, Gibson, Invancevich, dan Donnely memberikan petunjuk struktur organisasi adalah hasil proses yang ditempuh oleh para manajer untuk memecahkan empat bagian persoalan yang terdiri dari pembagian pekerjaan, departemenisasi, rentang kendali, dan delegasi. Pengertian tersebut memperlihatkan adanya satuan-satuan organisasi, hubungan-hubungan dan saluran wewenang yang ada di dalam organisasi.

Kemampuan suatu organisasi memerikan reaksi secara tepat terhadap ancaman-ancaman kingkungan dan menjaga efesiensi rasio dari input ke output sebagaian ditentukan oleh strukturnya. Struktur organisasi adalah pola rumusan peran dan hubungan peran, pengalokasian aktivitas guna memisahkan sub unit- sub unit , distribusi kekuasaan di antara jabatan-jabatan administratif serta jaringan komunikasi formal. Sebenarnya struktur juga dapat disebut dengan perencanaan formal guna mencapai pembagian tenaga yang efisien serta efektifitas koordinasi aktivitas-aktivitas para anggotanya

Menurut Dakton E Macfarland Struktur organisasi adalah sebagai suatu pola jaringan antara berbagai macam jabatan dan para pemegang jabatan. Jadi, struktur organisasi yaitu susunan hubungan-hubungan antar satuan-satuan organisasi, jabatan-jabatan, tugas-tugas, wewenang dan pertanggungjawaban dalam organisasi. Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa struktur organisasi memperlihatkan satuan-satuan organisasi, hubungan-hubungan dan saluran-saluran wewenang dan tanggung jawab yang ada dalam organisasi.
Dalam struktur organisasi dapat dibedakan adanya 2 macam satuan organisasi, yaitu satuan organisasi utama dan satuan organisasi lanjutan. Organisasi utama adalah satuan-satuan organisasi yang berkedudukan langsung di bawah pucuk pimpinan. Sedangkan organisasi lanjutan ialah satuan-satuan organisasi yang berkedudukan di bawah satuan utama. Dan dapat kita simpulkan bahwa dimensi struktur organisasi ini meliputi suatu determinan dalam kemampuannya berfungsi secara efisien dan menyesuaikan terhadap lingkungannya. Aspek-aspek utama dalam struktur meliputi: rentang pengendalian (span of control) dan diferensiasi vertikal, sentralisasi kekuasaan, formalisasi, diferensiasi lini-staf serta tipe departemenisasi.

Departemenisasi

Departemenisasi adalah aktivitas untuk menyusun satuan-satuan organisasi yang akan diserahi bidang kerja tertentu atau fungsi tertentu. Fungsi adalah sekelompok aktivitas sejenis berdasarkan aktivitas sejenis berdasarkan kesamaan sifatnya atau pelaksanaanya. Departemenisasi dapat juga disebut sebagai pengelompokan posisi-posisi individu serta aktivitas-aktivitasnya dalam sub unit-sub unit yang terpisah dalam organisasi. Dalam setiap jenjang kekuasaan di mana terdapat lebih dari satu manajer yang dibutuhkan, maka beberapa dasar harus dicari untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab untuk aktivitas mana. Dengan adanya spesialisasi peran dalam jabatan-jabatan individu, berarti konsep spesialisasi benar-benar  dapat diterapkan untuk pembentukan sub unit-sub unit dalam setiap jenjang kekuasaan. Pentingnya departemenisasi pada jenjang atas sangat besar tepat di bawah pejabat eksekutif.
Hal yang harus di perhatikan dalam melakukan departemenisasi :

1  1.   Departemenisasi berdasarkan fungsi, yaitu pembentukan satuan-satuan organisasi yang masing-masing diserahi mengurus sekelompok aktivitas yang tergolong sejenis menurut sifatnya, pelakasanaanya atau pertimbangan lain.

Contoh :
Misalanya dalam suatu pabrik dibentuk satuan-satuan yang masing-masing melakukan kegiatan produksi, pemasaran dan administrasi sehingga di pabrik itu terdapat seksi produksi, seksi pemasaran dan bagian administrasi.

2  2. Departemenisasi berdasarkan produksi, yaitu pembentukan satuan-satuan organisasi yang masing-masing diserahi aktivitas menghasilkan jenis barang tertentu.

Contoh :
Misalnya dalam perusahaan elektronik dibentuk pabrik radio, pabrik televisi , pabrik kulkas, pabrik bola lampu.Contoh lain misalnya dalam pabrik kendaraan terdapat satuan-satuan yang masing-masing menghasilkan sedan, bus, truk sehingga dalam pabrik ini terdapat seksi sedan, seksi bus, seksi truk. Sebuah contoh lain misalnya dalam pabrik senjata di dalamnya dibentuk seksi meriam, seksi pistol dan seksi mitraliur.

3  3. Departemenisasi berdasarkan rangkaian kerja, yaitu pembentukan satuan-satuan organisasi yang secara berurutan harus dilalui oleh langkah-langkah pengerjaan sehingga pekerjaan dapat selesai dengan baik.

 Contoh:
Misalnya dalam perusahaan perabotan kantor yang membuat meja, kursi, almari dan lainnya semacam itu di dalamnya dapat dibentuk satuan-satuan yang masing-masing melakukan kegiatan pemotongan kayu, pemasangan, dan pengecatan sehingga di situ akan ada seksi pemotongan, seksi pemasangan, dan seksi pengecatan. Contoh lain misalnya dalam pabrik tekstil dibentuk satuan-satuan organisasi yang melakukan kegiatan pemintalan, penenunan, perajutan, pencelupan warna, penyelesaian dan wujud kongkritnya adalah seksi pemintalan, seksi penenunan, seksiperajutan, seksi pencelupan warna dan seksi penyelesaian.

4   4. Departemenisasi berdasarkan langganan, yaitu pembentukan satuan-satuan organisasi yang masing-masing melakukan kegiatan memberikan pelayanan kepada orang-orang atau badan-badan tertentu yang datang secara tetap.

Contoh:
Misalnya di rumah sakit  di dalamnya bisa terdapat satuan-satuan organisasi yang masing-masing melayani pengobatan penyakit berdasarkan spesialisnya contoh , spesialis jantung , spesialis paru-paru, spesialis anak-anak dll. Contoh lainnya misalnya dalam suatu perusahaan besar di dalamnya dibentuk satuan-satuan organisasi yang masing-masing melayani pembelian dari pemerintah, pembelian dari bada-badan swasta, dan pembelian eceran.

5      5. Departemenisasi  berdasarkan jasa, yaitu pembentukan satuan-satuan organisasi yang masing-masing diserahi aktivitas untuk memberikan jenis jasa tertentu.

Contoh :
Misalnya dalam suatu Lembaga Bantuan Hukum (LBH) didalamnya dibentuk satuan-satuan yang masing-masing diserahi memberikan bantuan kepada masyarakat tentang masalah hukum pidana, hukum dagang, hukum warisan, hukum agraria dan lain-lain. Contoh lain misalnya pada organisasi pemerintahan terdapat jawatan penempatan tenga, jawatan pariwisata, perusahaan asuransi.

6     6. Departemenisasi berdasarkan alat, yaitu pembentukan satuan-satuan organisasi yang masing-masing melakukan kegiatan dengan menggunakan alat-alat tertentu.

Contoh:
Misalnya pada sekolah teknik terdapat kelas listrik, kelas kimia, kelas pengetaman, kelas pembubutan, kelas penggergajian masinal.

7      7.  Departemenisasi berdasarkan wilayah, yaitu pembentukan satuan-satuan organisasi yang masing-masing diserahi untuk mengurus satuan daerah tertentu.

Contoh:
Dalam Negara Republik Indonesiadibentuk provinsi-provinsi, kabupaten-kabupaten, kotamadya-kotamadya, kecamata-kecamatan, desa-desa, dukuh-dukuh, rukun warga-rukun warga, rukun tetangga-rukun tetangga. Contoh lain misalnya untuk keperluan pertahanan keamanan dalam wilayah negara dibentuk komando wilayah pertahanan Sumatra, komando wilayah petahanan Jawa, komando wilayah pertahanan kalimantan, komando wilayah pertahanan Irian Jaya dan lain-lain. Di dalam komando wilayah pertahanan dibentuk komando daerah militer, komando distrik militer, komando rayon militer. Sebuah contoh lagi misalnya perusahaan yang membuka cabang-cabang atau perwakilan-perwakilan tersebar di berbagai daerah.

8     8. Departemenisasi berdasarkan waktu, yaitu pembentukan satuan-satuan organisasi yang masing-masing melakukan kegiatan pada waktu pagi, siang, malam.

Contoh :
Di pabrik yang harus bekerja selama 24 jam sehingga para pekerjanya di kelompok-kelompokkan yang masing-masing kelompok bekerja selama delapan jam. Atau dalam suatu sekolahan yang siswanya sangat banyak kadang-kadang dijumpai dengan adanya kelas pagi dan kelas siang.

9    9. Departemenisasi berdasarkan jumlah, yaitu pembentukan satuan-satuan organisasi yang masing-masing beranggotakan sejumlah orang tertentu.

Contoh:
Dalam kalangan militer dikenal dengan sebutan regu, kompi, batalyon dll.

1   10. Departemenisasi  satuan organisasi khusus, yaitu pembentukan satuan-satuan organisasi yang akan melakukan aktivitas yang setelah dipelajari benar-benar tidak akan dapat ditampung oleh satuan organisasi yang telah ada dalam stuktur organisasi rutin dan aktivitasnya bersifat sementara. Tiap-tiap satuan oranisasi khusus yang di bentuk hendaknya menggunakan nomenklatur atau sebutan satuan organisasi tertentu sehingga dari sebutan satuan organisasi itu segera dapat diketahui aktivitas khusu apa yang akan dilakukan oleh satuan organisasi khusus bersangkutan. Beberapa contoh sebutan satuan organisasi khusus yaitu tim, komisi , komite, satuan tugas (satgas) , panitia.

a.    Tim, sebutan satuan organisasi ini gunakan apabila aktivitas utamanya adalah melakukan penelitian, bersifat sementara dan tidak dapat dilakukan oleh satuan organisasi yang sudah ada pada struktur organisasi rutin. Misalnya tim kesehatan, tim atom untuk perdamaian, tim daerah pasang surut, tim batik klasik.
b.    Komisi, sebutan satuan organisasi ini digunakan apabila aktivitas utamanya adalah melakukan pemberian nasehat, bersifat sementara dan tidak dapat dilakukan oleh satuan organisasi yang telah ada pada struktur organisasi rutin. Misalnya komisi perencanaan kota, komisi kurikulum, komisi siaran sekolah.
c.    Komite, sebutan satuan organisasi ini digunakan apabila aktivitas utamanya adalah melakukan pemeriksaan, bersifat sementara dan tidak dapat dilakukan oleh satuan organisasi yang telah ada pada struktur organisasi rutin. Misalnya komite proyek bendungan, komite perusahaan daerah.
d.    Satuan tugas atau lebih dikenal dengan akronim satgas, sebutan satuan organisasi ini digunakan apabila aktivitas utamanya adalah melakukan pekerjaan tertentu yang secara mendesak perlu segera diselesaikan, bersifat sementara, dan tidak dapat dilakukan oleh satuan organisasi yang telah ada pada struktur organisasi rutin. Misalnya satgas bencana banjir, satgas gempa bumi.
e.    Panitia, sebutan satuan organisasi ini digunakan apabila aktivitas utamanya adalah melakukan pekerjaan tertentu yang tidak termasuk salah satu aktivitas tersebut di atas, bersifat sementara dan tidak dapat dilakukan oleh satuan organisasi yang telah ada pada struktur organisasi rutin. Misalnya panitia senjata dll.

Agar satuan tugas organisasi khusus yang telah dibentuk dapat bekerja dengan lancar serta berhasil baik mencapai tujuannya perlu diperhatikan berbagai pedoman berikut:

a.   Tiap-tiap pembentukan satuan organisasi khusus apapun namanya harus dirumuskan dengan jelas tujuannya.
b.    Tiap-tiap satuan organisasi khusus yang dibentuk harus ditentukan dengan tegas kedudukannya, misalnya harus ditentukan dengan tegas apakah satuan organisasi yang dibentuk ini berkedudukan langsung di bawah pucuk pimpinan organisasi yang membentuk atau berkedudukan di bawah pimpinan satuan organisasi dari organisasi yang membentuk.
c.    Dilakukan pemilihan atau pengangkatan yang saksama terhadap para calon anggotanya sehingga dapat dihindarkan pemilihan atau pengangkatan berdasarkan selera pembentuk atau selera calon anggota. Sebagai ukuran pemilihan atau pengangkatan anggota anatara lain misalnya kemampuannya memang dibutuhkan atau bidang kerjanya tersangkut.
d.    Jumalah anggota sebaiknya tidak terlalu banyak.
e.    Kepada tiap satuan organisasi khusus yang dibentuk harus diberikan suatu tatakerja yang sederhana agar dapat menjalankan aktivitasnya dengan lancar.
f.     Kepada tiap satuan organisasi khusus yang dibentuk harus diberikan bantuan fasilitas secukupnya.
g.    Terhadap satuan organisasi khusus yang dibentuk harus dilakuakan pengontrolan secara kontiyu.
h.    Tiap satuan organisasi khusus yang dibentuk harus diwajibkan membuat laporan secara berkala tentang aktivitas yang dilakukan.
i.      Memilih ketua dengan tepat.

1     11. Departemenisasi matrix, yaitu pembentukan satuan-satuan organisasi yang di dalamnya terdapat perpaduan antara dua unsur pola matrix ialah satuan organisasi sumber dan satuan organisasi program yang satu sama lain saling berkaitan. Satuan organisasi sumber merupakansatuan organisasi yang menguasai tenaga dan fasilitas. Satuan organisasi sumber ini pada umumnya memiliki susunan serta kedudukan yang tetap. Sedangkan yang dimaksud dengan satuan program adalah satuan organisasi yang melakukan kegiatan menyusun dan melaksanakan program. Satuan organisasi program ini selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan penambahan program.

Dua unsur satuan organisasi tersebut yaitu satuan organisasi sumber dan satuan organisasi program dikoordinasikan oleh satuan pimpinan sebagai pemegang wewenang tertinggi dan penanggungjawab terakhir. Guna menyusun norma, peraturan serta kebijaksanaan pokok dan menampung pendapat masyarakat lingkungannya pada struktur matrix dapat pula dibentuk satuan haluan. Untuk memberikan bantuan keahlian dalam masalah tertentu dapat dibentuk satuan konsultasi, dan guna menilai apakah pelakasanaan aktivitas sesuai dengan program yang telah ditetapkan dapat pula di sini dibentuk satu kontrol.

Misalnya dalam suatu universitas terdapat satuan sumber yang antara lain berupa fakultas, lembaga, balai, rumah sakit dan terdapat beberapa macam program lain program purna sarjana, program penelitian kesenian daerah, program penataran pegawai sipil, program pengobatan masal. Pucuk pimpinan universitas ada di tangan rektor. Untuk menyusun peraturan tentang berbagai masalah yang bersifat pokok pada universitas ada senat universitas. Guna memperoleh nasehat tentang masalah tertentu yang memerlukan keahlian tertentu rektor mengangkat staff ahli, dan untuk menilai apakah program-program berjalan dengan ketentuan, rektor memiliki aparat berupa inspektorat.

Desain Organisasi yang Umum
Desain organisasi yang biasanya digunakan adalah struktur sederhana, brokrasi dan strutur matriks.

1     1.    Struktur Sederhana

Struktur sederhana adalah suatu struktur yang bercirikan tingkat departementalisasi sederhana, rentang kendali yang luas, wewenang yang dipusatkan dalam tangan satu orang, dan formalisasi kecil. Struktur sederhana paling banyak dipraktekkan dalam bisnis kecil dimana manajer dan pemilik hanya ada satu dan adalah orang yang sama. Kekuatan struktur sederhana terletak dalam kesederhanaannya. Cepat, luwes dan tidak mahal  pemeliharaannya, dan Tanggung jawabnya jelas. Satu kelemahan utama adalah sulit untuk mempertahankan  sesuatau yang lain daripada organisasi yang kecil. Struktur sederhana sebenarnya tidak terbatas pada organisasi kecil, hanya saja lebih sulit untuk membuatnya berhasil secara efektif dalam perusahaan besar.

2     2.    Birokrasi

Birokrasi adalah suatu struktur dengan tugas – tugas operasi yang dicapai lewat spesialisasi, aturan dan pengaturan yang sangat formal. Tugas – tugas yang dikelompokan ke dalam departemen fungsonal. Wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando. Kekuatan utama birokrasi terletak dalam kemampuannya menjalankan kegiatan terbakukan secara efisien. Salah satu kelemahan birokrasi dilukiskan dalam dialog antara empat eksekutif dalam satu perusahaan. Kelemahan besar lainnya dari birokrasi adalah  sesuatu yang kita semua alami ketika suatu saat harus berurusan dengan orang – orang yang bekerja dalam organisasi ini.

3      3.    Struktur Matriks

Struktur matriks adalah suatu strukur yang menciptakan lini rangkap dari wewenang menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk. Kekuatan departementalisasi fungsional terletak dalam menempatkan para spesialis yang serupa secara bersama, yang menimalkan jumlah yang diperlukan, sementara memungkinkan pengumplan dan menggunakan bersama sumber daya khusus untuk semua produk. Kelemahan utamanya adalah kesulitan mengkoordinasi tugas  dari spesialis fungsional yang beraneka agar aktivitas mereka diselesaikan pada waktunya dan sesuai anggaran. Karakteristik struktural yang paling jelas dari matriks adalah bahwa matriks memecah kosep kesatuan komando. Oleh karena itu struktur matriks itu mempunyain rantai komando rangkap dua.

Implikasi Manajerial Desain dan Struktur Organisasi

Dalam menjalankan organisasi untuk mendapatkan hasil dengan sistem yang baik, adanya struktur pembagian serta penempatan pekerjaan secara merata. Dan dengan adanya penempatan pembagian pekerjaan tersebut secara merata dan spesifik ini  maka hasil pekerjaan akan terselesaikan dengan baik, mudah tertata rapih. Dari sini kita dapat mengetahui bahwa implikasi manajerial desain dan struktur organisasi ini memiliki peran penting dalam sebuah organisasi karena penerapannya memberikan kinerja yang baik bagi suatu organisasi






DAFTAR PUSTAKA

          Drs.lg.Wursanto. (2005). Dasar- Dasar Ilmu Organisasi . Yogyakarta: ANDI.
         Sutarto. (1998). Dasar- Dasar Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
         Wexley, K. N., & Yuki, G. A. (2005). Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. Rineka Cipta .
         Stephen P. Robbins.(2002).Perilaku Organisasi.Jakarta: PT Prenhallindo.



Senin, 14 Oktober 2013

Tugas Softskill (kelompok)

KONFLIK DALAM ORGANISASI



Bab  I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Organisasi adalah suatu hal yang bisa dikatakan tidak asing lagi bagi berbagai lapisan masyarakat. Sebab hampir disemua lapisan masyarakat membutuhkan organisasi untuk menjalankan suatu tujuan yang ini dicapai. Dewasa ini di Indonesia organisasi dapat dikatakan sedang dalam masa berkembang dengan munculnya banyak organisasi dalam bentuk lapisan masyarakat. Tidak menutup kemungkinan dalam sebuah organisasi terjadi konflik
Bukan hal umum jikalau didalam organisasi ada perbedaan pendapat yang memicu konflik. Namun dengan adanya konflik dalam suatu organisasi bukan berarti tidak ada cara untuk menyelesaikan masalah tersebut. Maka dari itu kami akan membahasa tentang konflik yang terjadi didalam organisasi dan cara menyelesaikannya. Agar konflik atau perbedaan pendapat tidak menghambat perkembangan sebuah organisasi tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Definisi dari konflik ?
2. Sebutkan jenis – jenis konflik ?
3. Penyebab dan cara mengatasi konflik ?
4. Apa itu Motivasi ?
5. Jelaskan Teori Motivasi






Bab II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KONFLIK

Konflik adalah  perbedaan pendapat antara anggota satu dengan yang lain akibat kurangnya komunikasi di dalam organisasi.Konflik Organisasi (organizational conflict) adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya- sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan atau kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai dan persepsi.Konflik dapat menimbulkan bermacam-macam dinamika prilaku berorganisasi.
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik

B. DEFINISI KONFLIK
Ada beberapa pengertian konflik menurut beberapa ahli.
Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.

Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.


Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.

C. JENIS-JENIS KONFLIK
Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 6 macam :
Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
Konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
Konflik antar atau tidak antar agama
Konflik antar politik.
konflik individu dengan kelompok

D. PENYEBAB KONFLIK

Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.


Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatanhutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.


Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada


E. CARA UNTUK MEMECAHKAN KONFLIK

ELIMINATION                                                                                                                                           Yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat dalam konflik

SUBJUGATION/DOMINASI                                                                                                             Pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa pihak lain untuk mentaatinya

MAJORITY RULE                                                                                                                                Suara terbanyak yang di ambil melalui voting menentukan keputusan

MAJORITY CONSERT                                                                                                                 Kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas merasa tidak terkalahkan dan menerima keputusan

KOMPROMI                                                                                                                                  Kedua belah pihak berusaha mencari jalan tengah

INTEGRASI                                                                                                                                     Pendapat pendapat yang bertentangan di diskusikan, di pertimbangkan dan di telaah kembali Sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan semuanya


F. CARA MENGHENTIKAN KONFLIK
Kemenangan salah satu pihak
Kompromi
Rekonsiliasi pihak yang bertikai
Saling memaafkan
Kesepakatan damai
Memberi perhatian
Menggunakan orang ketiga untuk damai
Menggunakan aturan yang ketat


G. MOTIVASI

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi.

Motivasi merupakan masalah yang kompleks dalam organisasi karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi adalah berbeda-beda. Dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula.Motivasi dapat ditimbulkan baik oleh faktor internal maupun eksternal tergantung darimana suatu kegiatan dimulai. Kebutuhan dan keinginan yang ada dalam diri seseorang akan menimbulkan motivasi internal. Begitu juga dalam suatu organisasi, setiap individu akan mempunyai kebutuhan dan keinginan yang berbeda dan unik

H. TEORI MOTIVASI

Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan..

Motivasi dapat berupa motivasi intrinsic dan ekstrinsic. Motivasi yang bersifat intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobbynya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi.

Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang dimaksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya manusia dan manusia akan dapat menjadi seperti apa. Landy dan Becker membuat pengelompokan pendekatan teori motivasi ini menjadi 5 kategori yaitu teori kebutuhan,teori penguatan,teori keadilan,teori harapan,teori penetapan sasaran.


Bab 3
PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasa diatas kami dapat menarik kesimpulan bahwa kehadiran konflik dalam suatu organisasi tidak dapat dihindarkan. Konflik dalam organisasi dapat terjadi antara individu dengan individu, baik individu pimpinan maupun individu lainnya, konflik individu dengan kelompok maupun konflik antara kelompok tertentu dengan kelompok yang lain. Tidak semua konflik merugikan organisasi. Konflik yang ditata dan dikendalikan dengan baik dapat berujung pada keuntungan organisasi sebagai suatu kesatuan, sebaliknya apabila konflik tidak ditangani dengan baik serta mengalami peningkatan secara terbuka dapat merugikan kepentingan organisasi.


B. Saran
Konflik terjadi karena adanya perbedaan atau masalah yang terbentur satu sama lain. Konflik dalam organisasi tidak bisa dihindari. Sebaiknya konflik itu diusahakan untuk dicarikan jalan keluarnya dan menjadi pembelajaran untuk membangun lebih baik lagi dalam suatu organisasi tersebut



Sumber

http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
http://firmandut.blogspot.com
http://supiani.staff.gunadarma.ac.id/.../TEORI+TEORI+MOTIVASI
http://vickyariesca.blogspot.com/2012/01/pentingnya-motivasi-dalam-organisasi.html